Thursday 23 March 2017

#

Perbedaan Artikel Kontes dan Pribadi

Beberapa hari ke belakang, saya menuliskan artikel-artikel (ada yang berbentuk narasi sebuah cerita), yang sengaja saya tulis untuk saya ikutkan ke kontes menulis atau kontes blog. Tulisan ini saya bangun berdasarkan pengalaman hari-hari tersebut di mana saya memang merasa perlu mengikuti kontes-kontes semacam itu.
Sumber gambar: The Write Practice
Saya memiliki alasan mengapa saya mau menulis artikel yang saya ikutkan untuk kontes atau lomba atau apapun penyebutannya. Bagi saya secara pribadi, menulis untuk diikutkan ke sebuah kontes, adalah “selingan” daripada lelah menuliskan artikel yang dituntut originalitasnya oleh banyak pakar SEO. Mengapa saya anggap “selingan”? Ya karena memang sekadar selingan agar blog pribadi saya tidak melulu berisi tulisan-tulisan curhatan yang tidak terlalu penting. Seperti tulisan ini, yang sebenarnya hanya sekadar curhatan yang tidak terlalu penting.

Tapi begini maksud saya, Sodara-sodara yang berbahagia. Menulis artikel untuk kontes, rupanya memiliki perbedaan jika dibanding menulis artikel biasa yang tidak untuk diikutkan kontes. Ada kesan berbeda, menulis artikel untuk kontes jika dibandingkan dengan menulis untuk dipublikasikan sendiri tanpa diikutsertakan lomba atau kontes. Saya mencatat ada beberapa perbedaan dalam hal semacam ini.

Pertama, menulis artikel untuk kontes selalu terpaku pada suatu pokok tema tertentu. Kalian yang pernah atau sering menulis artikel untuk kontes, tentu paham bagaimana mereka yang mengadakan kontes selalu tidak membebaskan kita untuk membahas tema semau kita. Pada kontes yang diadakan oleh perusahaan, bahkan sering yang intinya tulisan kita harus memuat “hal-hal baik” mengenai perusahaan yang bersangkutan.

Sedangkan dalam menulis artikel yang tidak diikutsertakan pada kontes atau lomba, kita dapat menentukan sediri tema apa yang ingin kita tulis. Kita bisa pada hari ini menulis tentang “tata cara menulis dengan baik dan benar” di blog kita, lalu besok secara semena-mena kita menulis artikel lain yang tidak ada kaitannya dengan artikel pertama, misalnya “kiat-kiat menjadi jomblo berkualitas”.

Pada kesimpulannya, perbedaan mengenai menulis artikel untuk kontes atau lomba dan menulis tidak untuk lomba yang pertama yaitu bahwa tema artikel untuk kontes terbatas. Sedangkan tema artikel yang kita tulis bukan untuk lomba lebih bebas.

Kedua, deadline atau batas waktu. Kita tidak bisa semau-mau kita menuliskan artikel untuk kontes yang memiliki deadline pada akhir bulan Maret ini misalnya, kita menulis artikelnya pada pertengahan April. Tentu artikel yang kita tulis melewati deadline yang ditentukan pihak penyelenggara kontes tidak mungkin dapat diikutkan ke kontes yang bersangkutan.

Beda dengan artikel yang tidak akan kita ikutkan ke kontes. Kita dapat dengan semau kita menentukan deadline sendiri. Misal, kita ingin menuliskan artikel berkualitas (informatif, aktual, faktual serta bukan hoax) mengenai suatu tema tertentu, maka kita dapat menentukan kapan saja kita akan menulis serta mempublikasikannya. Deadline alias batas akhirnya kita sendiri yang menentukan. Bahkan untuk ukuran pemalas seperti saya dapat menentukan batas akhir penulisan artikel tahun depan meski pengumpulan data sudah mencapai 95 persen. Atau, bisa juga kita tidak memberikan deadline kapan kita akan mempublikasikan tulisan kita karena intinya, blog-blog gue, tulisan-tulisan gue, bebas dong mau gue publikasikan kapan aja! Cih!

Intinya, untuk menulis artikel untuk kontes, kita dibatasi oleh waktu, selain tema seperti pada poin pertama tadi. Sedangkan untuk artikel yang bukan untuk kontes, kita bebas menentukan sendiri deadline-nya atau bahkan tanpa deadline sekalipun.
Dua poin tersebut, tidak berguna bagi kalian yang tidak memiliki blog pribadi. Kalian yang blog atau situswebnya “barengan” alias satu digarap banyak orang, tentu punya kebijakan-kebijakan sendiri terkait tema yang akan dituliskan serta deadline waktunya. Artinya, ini juga tidak berlaku bagi penulis-penulis pada media tertentu yang biasanya para penulis ini sudah memakai standar kaidah jurnalisme yang ketat.
Ketiga, artikel yang kita ikutkan untuk kontes biasanya kita tulis dengan terpacu oleh hadiah. Nah, ini terserah kalian mau mengakui atau tidak, tapi saya cukup yakin bahwa kalian tidak mungkin menulis artikel kontes tapi tidak mengharapkan hadiahnya. Sudah, jujur dan mengakulah. Biar saya ada temannya. Karena, saya pun beberapa hari lalu ketika gencar mengikuti kontes-kontes itu, ya merasa terpacu menulis oleh hadiah yang disediakan penyelenggara. Hehehehe.

Ini tentu berbeda dengan tulisan kita yang tidak kita niati untuk kontes. Tulisan bebas kita yang hanya sekadar untuk memperbanyak post di blog kita, tidak kita harapkan akan memperoleh hadiah. Mentok, semisal kita harapkan hadiah, paling sekadar hadiah komentar dari pembaca atau pengunjung yang membaca artikel kita cukup banyak, di atas 1.000.000 pembaca misalnya. Yang jelas, kita tidak mengharapkan hadiah yang spesifik layaknya artikel untuk lomba yang biasanya berhadiah menggiurkan seperti misal hadiahnya iphone 9 (eh, ada belum iphone 9?) dan lain-lain.

Kesimpulan poin ketiga ini yaitu bahwa saat menulis artikel untuk kontes, kita terpacu menulis dengan baik karena adanya hadiah, meski hadiah tersebut masih sekadar harapan karena belum tentu kitalah yang akan mendapatkannya. Sedangkan saat menulis artikel yang tidak akan kita ikutkan kontes, kita tak memiliki harapan akan adanya hadiah dari siapapun. Kecuali, kecuali tentu saja kalian memiliki pasangan (baca: pacar/istri/suami) yang siap memberi hadiah tiap kali kalian update artikel di blog kalian. Ada?

Keempat, memberikan backlink ke penyedia kontes. Sebelum saya terangkan, kalian sedikitnya sudah paham, kan? Nah, iya. Begitu. Tiap kontes yang biasanya diadakan oleh instansi atau perusahaan tertentu, pastinya berharap Domain Authority (DA) untuk situsweb mereka naik. Salah satu cara menaikkan DA, menurut beberapa pakar SEO, kan dengan mendapatkan backlink dari berbagai pihak. Kalian, saat menuliskan artikel untuk kontes, kan artikelnya pasti berbau yang baik-baik tentang instansi atau perusahaan yang mengadakan kontes. Iya, kan? Nah, di situlah. Konten yang kalian tulis untuk kontes adalah hal-hal baik di mana beberapa kata dalam artikel tersebut kalian tanami backlink yang mengarah ke situsweb mereka. Jelas mereka diuntungkan oleh hal seperti ini, dan ini seringkali menjadi peraturan wajib yang tak boleh dilanggar oleh peserta atau kalian akan segera didiskualifikasi jika nekat melanggarnya. Eh, bener nggak, sih?

Bedanya dengan artikel yang tidak untuk kontes. Kalian tidak diwajibkan menanam backlink ke mana pun. Kalian paling banter, merasa perlu memberi backlink ke situs-situs besar semacam Wikipedia untuk meyakinkan pembaca. Dan ini bukan merupakan kewajiban. Kalian boleh-boleh saja tidak menyertakan backlink yang mengarah ke situs lain meskipun kalian menjadikan situs lain tersebut sebagai referensi tulisan kalian. Badewei, saya teranggap enggak suka kalau kalian menuliskan artikel yang diksinya memiliki referensi tapi kalian tidak menyertakan link referensi tersebut pada artikel kalian. Itu copas yang tidak dianjurkan, Sodara!

Pada kesimpulannya, artikel yang kita tulis untuk ikut kontes, selalu mewajibkan kita menanam backlink pada suatu bagian tertentu yang kita arahkan ke situsweb yang mengadakan kontes yang intinya agar situsweb mereka dikenal “situsweb baik-baik” oleh berbagai robot-robot di mesin pencari. Sedangkan artikel kita yang tidak kita kehendaki untuk kontes, kita bebas untuk menanam backlink atau tidak.


We help carve your future. oleh Em Choled


Begitulah kira-kira dalam pandangan saya mengenai perbedaan artikel kontes dan pribadi. Ada barangkali perbedaan lain yang ada dalam pikiran kalian. Silakan kalian tambahi melalui komentar (kurang dianjurkan), atau melalui tulisan lain dengan bahasa kalian sendiri (sangat dianjurkan).

Terakhir, satu hal yang saya gemari dari mengikuti kontes menulis semacam itu adalah saya jadi memiliki tambahan wawasan karena suatu tema atau topik yang mereka (penyelenggara kontes) patok seringkali suatu hal yang tak banyak saya ketahui yang akhirnya saya jadi membaca lebih banyak mengenai suatu tema tersebut untuk referensi. Serta, saya jadi belajar bagaimana menjadi penulis professional karena saya yakin setiap penulis professional selalu memiliki target suatu tema tertentu dan memiliki deadline yang juga menjadi harga mati baginya.
 
Sekian.
Terimakasih. 
Salam,
Em.

1 comment:

  1. Betway Casino Lets You Play Slots in NJ - JetVegas.com
    Betway 포항 출장샵 Casino Lets You Play Slots in NJ · 대구광역 출장샵 Deposit 경주 출장안마 $10, Get $500 in Free Bets · Place your first bet 보령 출장안마 of $5, Get $100 in Bonus Code · Check out 동두천 출장마사지

    ReplyDelete